Foto Ilustrasi/Net. |
Radarpesbar.com – Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencatat di tiga bulan awal tahun 2020, telah terjadi 11 kasus demam berdarah degue (DBD) di sejumlah Kecamatan di kabupaten setempat.
Kadiskes Pesbar, Tedi Zadmiko, S.Km, S.H, M.M., mengatakan 11 kasus DBD itu, merupakan laporan yang diterima dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Pesbar setiap bulan.
“ Seluruh Puskesmas setiap bulan rutin menyampaikan laporan terkait penyebaran penyakit yang menyerang masyarakat diwilayah Puskesmas masing-masing, seperti DBD ini kita bisa langsung diketahui,” kata dia.
Dijelaskannya, kasus DBD itu tersebar disejumlah Kecamatan, seperti di Puksesmas Karyapenggawa ada tiga kasus DBD yang terjadi pada awal Januari 2020 lalu tepatnya di Pekon Penengahan. Kemudian di Puskesmas Ngambur ada enam kasus, empat kasus terjadi pada awal Februari di Pekon Gedungcahaya Kuningan dan satu kasus di Pekon Negeriratu Ngambur, serta pada awal Maret ada satu kasus di Pekon Sukanegara.
Selanjutnya, di Puskesmas Bengkunatbelimbing ada dua kasus pada pekan terakhir Februari terjadi Pekon Pemerihan dan Sukamarga. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi pasien tertular oleh mahasiswa yang singgah di rumah korban.
“ Awal Maret ini, kasus DBD ditemukan Puskesmas Lemong di Pekon Lemong. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, pasien tertular dari Bandarlampung,” terangnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya telah menginstruksikan kepada suluruh Puskesmas terutama Puskesmas wilayah ditemukannya kasus DBD, agar melakukan pemberantasan jentik nyamuk penyebab DBD, membagikan larvasida, dan melakukan pengasapan.
“ Fokus kegiatan dilakukan di pekon wilayah ditemukannya pasien DBD, karena itu petgas kesehatan harus berupaya melakukan upaya terbaik dalam melakukan pencegahan,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk bersama-sama memberantas serangan DBD dengan bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. “ Kami mengajak masyarakat bergotong-roong membersihkan lingkungan agar nyamuk penyebab DBD tidak memiliki ruang untuk berkembang,” tandasnya. (yog/d1n)
Kadiskes Pesbar, Tedi Zadmiko, S.Km, S.H, M.M., mengatakan 11 kasus DBD itu, merupakan laporan yang diterima dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Pesbar setiap bulan.
“ Seluruh Puskesmas setiap bulan rutin menyampaikan laporan terkait penyebaran penyakit yang menyerang masyarakat diwilayah Puskesmas masing-masing, seperti DBD ini kita bisa langsung diketahui,” kata dia.
Dijelaskannya, kasus DBD itu tersebar disejumlah Kecamatan, seperti di Puksesmas Karyapenggawa ada tiga kasus DBD yang terjadi pada awal Januari 2020 lalu tepatnya di Pekon Penengahan. Kemudian di Puskesmas Ngambur ada enam kasus, empat kasus terjadi pada awal Februari di Pekon Gedungcahaya Kuningan dan satu kasus di Pekon Negeriratu Ngambur, serta pada awal Maret ada satu kasus di Pekon Sukanegara.
Selanjutnya, di Puskesmas Bengkunatbelimbing ada dua kasus pada pekan terakhir Februari terjadi Pekon Pemerihan dan Sukamarga. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi pasien tertular oleh mahasiswa yang singgah di rumah korban.
“ Awal Maret ini, kasus DBD ditemukan Puskesmas Lemong di Pekon Lemong. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, pasien tertular dari Bandarlampung,” terangnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya telah menginstruksikan kepada suluruh Puskesmas terutama Puskesmas wilayah ditemukannya kasus DBD, agar melakukan pemberantasan jentik nyamuk penyebab DBD, membagikan larvasida, dan melakukan pengasapan.
“ Fokus kegiatan dilakukan di pekon wilayah ditemukannya pasien DBD, karena itu petgas kesehatan harus berupaya melakukan upaya terbaik dalam melakukan pencegahan,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk bersama-sama memberantas serangan DBD dengan bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. “ Kami mengajak masyarakat bergotong-roong membersihkan lingkungan agar nyamuk penyebab DBD tidak memiliki ruang untuk berkembang,” tandasnya. (yog/d1n)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar